Rabu, 07 November 2007

Menjadi Buah Bibir

Kebaktian Utama
Minggu, 4 Nopember 2007
Nats Pembimbing :
Pembacaan Alkitab : Luk. 19 : 1 - 10
Nyanyian : KJ 1:1,2/ / KJ 299:1 / KJ 42/ KJ 37:1/ KJ 235:1-/ KJ 362:1,2

Bapa/mama/sdr/I yang dikasihi TY!
Menjadi buah bibir/ bahan pembicaraan orang bisa menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Sangat menyenangkan bila apa yang dibicarakan adalah hal-hal yang baik. Tetapi menjadi tidak menyenangkan bila yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak baik. Zakheus menjadi buah bibir orang pada saat itu. Yesus mau tinggal dirumah orang yang berdosa! Ini sangat menyakitkan memang. Cap ”orang berdosa” sudah begitu melekat pada diri Zakheus sehingga orang-orangpun heran melihat Yesus seorang yang sangat termasyhur pada waktu itu, seorang yang banyak dieluk-elukan, seorang yang dikatakan sebagai nabi, justru mau menerimanya dan mau menginap di rumah orang yang berdosa. Pandangan orang banyak tentang Zakheus pada waktu itu : ia orang berdosa, dan harus dijauhi, dibenci, ditolak, sebab ia adalah pengumpul pajak untuk pemerintah, penjajah, tukang korupsi, jahat karena suka memeras orang lain. Pekerjaan seorang pemungut cukai adalah pekerjaan yang kurang mendapat tempat di hati rakyat karena para pemungut cukai suka melakukan pemerasan untuk mencari keuntungan bagi dirinya pribadi. Pemerasan yang mereka lakukan kepada rakyat sepertinya dilegalisir oleh pemerintah Roma.. Apalagi bagi Zakheus, sebagai kepala dari pemungut cukai, tentu ialah yang dituding sebagai biang kerok dari pemerasan. Oleh karena itu kita dapat membayangkan kehidupan Zakheus pada waktu itu. Sekalipun ia memang berlimpah harta kekayaannya dan mempunyai kedudukan terhormat, tetapi di dalam kehidupan sosialnya ia pasti merasakan tertolak. Banyak orang pasti tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang banyak tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melihat Yesus.

Tetapi Yesus sendiri dalam bacaan kita ini berbeda pandangannya dengan orang banyak. Ternyata, dimata Yesus Zakheus bukan orang yang perlu dijauhi dan ditolak. Sebaliknya di mata Yesus, Zakheus adalah orang yang perlu didekati dan diterima. Sehingga begitu melihat Zakheus Yesus berkata: ”...hari ini Aku menumpang dirumahmu”. Secara menyolok, Tuhan Yesus menginap di rumah Zakheus, sebab Yesus mau menunjukkan kepada orang banyak bahwa Ia tidak membenci Zakheus. Tetapi perhatian Yesus itu kepada Zakheus ayat 7 catat : ”tetapi semua orang yang melihat hal itu bersunggut-sunggut - orang banyak itu menghendaki atau mau supaya Yesus pun menolak Zakheus. Tetapi orang banyak itu tidak melihat satu hal yang dipikirkan atau yang dilihat Yesus. Yang perlu dicatat bahwa Yesus mau datang menumpang dirumah Zakheus karena Yesus melihat ada kemurnian dihati Zakheus. Sekalipun banyak orang yang menilainya secara jahat, jelek dan seribu penilaian negatif lainnya, tetapi Yesus melihat bahwa ada kemurniaan di dalam hati Zakheus. Dengan hati yang murni ia ingin bertemu dengan Yesus, itulah sebabnya Zakheus tidak peduli pada orang lain ketika mereka tidak memberinya kesempatan. Mungkin semua mata memandang sinis kepadanya, tetapi dia tidak peduli.
Oleh sebab kemurniannya hatinya Allah memberikan respon. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus berhenti. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus memintanya turun. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus mau bermalam di rumahnya. Dan kemurnian hatinya itu terbukti nyata bahwa sebenarnya ia tidaklah sejahat yang dipikirkan manusia.
Bapa, mama, saudara/i! Banyak hal yang indah dan berharga yang dapat kita belajar dari kehidupan Zakheus, dia orang kaya pejabat yang terkenal pada masa itu. Sekalipun orang-orang tidak senang dengan pekerjaannya, tetapi tidak dapat disangkali Zakheus adalah seorang yang terpandang dan kaya. Sudah banyak kali dia mendengar orang–orang bercerita tentang Yesus. Dari mendengar ini muncullah keinginan yang besar di dalam hatinya untuk bertemu Yesus. Firman Tuhan mengatakan, ”....ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus
Dua rahasia keberhasilan Zakheus terlihat disini. Karena dorongan kerinduan dan keinginan hatinya yang kuat, ia mendahului orang lain dan ia memanjat pohon. Mendahului orang lain menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak proaktif. Ia tidak tinggal diam. Ia tidak berjalan sama cepatnya dengan orang-orang lain tetapi ia berjalan lebih cepat bahkan mungkin berlari mendahului orang-orang lain. Memanjat pohon menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak dengan kreatif. Ia tidak duduk bersedih menyesali dirinya yang pendek. Ia tidak menyalahkan ibunya yang sudah melahirkannya. Ia tidak marah-marah kepada orang lain yang tidak memberinya kesempatan. Ia mencari jalan untuk mengatasinya kesulitannya dengan cara yang kreatif, memanjat pohon! Belum tentu ada orang lain yang mau memanjat pohon seperti Zakheus, tetapi itu tidak menjadi soal. Zakheus punya target untuk bertemu Yesus. Zakheus lupa akan jabatannya sebagai kepala pemungut cukai. Bayangkan, biasanya hanya anak-anak kecil yang naik ke pohon, tetapi kali ini Zakheus rela menjadi anak kecil demi Yesus! Coba bayangkan, Zakheus adalah orang terpandang, kaya, berjubah panjang dan mahal, tetapi dia naik ke atas pohon. Betapa Zakheus merendahkan martabatnya dengan naik ke atas pohon hanya untuk melihat Yesus.
Dan ketika bertemu dengan Yesus kemurnian hatinya dia tunjukkan dengan mau memberikan segala-galanya bagi orang miskin dan orang-orang yang pernah diperasnya. Kemurnian hatinya membawa pertobatan yang benar. Sehingga buah bibir yang jelek tentang dirinya telah dirubahnya dimana Zakheus menjadi buah bibir yang baik oleh para malaikat di Sorga seorang yang berdosa telah bertobat! Tidak hanya Yesus yang bersukacita, tetapi juga malaikat-malaikat di sorga turut bersukacita! (Luk. 15:10)
Pada mulanya Zakheus adalah sosok yang tidak menyenangkan, ke mana saja ia melangkah pastilah sorot mata sinis dan benci selalu mengikutinya. Tetapi setelah perjumpaan Zakheus dengan Yesus, hidupnya mengalami perubahan total. Orang-orang yang pernah dirugikannya diganti 4 kali lipat dan ia rela membagi setengah dari hartanya kepada orang-orang miskin. Kota Yerikho dibuatnya gempar, Zakheus yang dulunya pemungut cukai yang selalu memeras tiba-tiba menjadi seseorang yang sangat dermawan. Dia yang tadinya sangat hitung-hitungan, kini mau memberikan ganti rugi 4 kali lipat. Ia mendapat buah bibir yang menyenangkan, pasti tidak ada lagi orang yang menyebutnya ”orang Berdosa”. Ia pasti dipuji-puji banyak orang

Bapa, mama, saudara/i! Terkadang memang terjadi dalam hidup kita, kita bertemu dengan Yesus justru di saat-saat yang tidak begitu nyaman. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia berada di penjara. Karena ketika ia masih menjadi orang bebas, ia selalu menghindar dari jalan di mana Yesus akan lewat. Ia tidak pernah ke gereja. Ada lagi yang bertemu dengan Yesus di rumah sakit. Ketika keadaan sangat tidak nyaman/itis, ketika ia terbaring sakit, ia justru bertemu dengan Sang Juruselamat. Karena ketika ia selamat, ia baru mempunyai banyak waktu untuk membaca Alkitab dan di situlah ia bertemu dengan Yesus. Ada yang bertemu dengan Yesus ketika masalah hutang menghimpitnya dan tekanan-tekanan datang menerjang. Ketika belum ada masalah dan tekanan, ia tidak pernah menoleh ke jalan di mana Yesus mau lewat. Ia terlalu sibuk dengan perhitungannya dan peluang-peluang untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia kehilangan suaminya, isterinya dan anak-anaknya setelah rumah tangga menjadi berantakan, dlsb
Bagaiaman dengan kita hari ini? Mungkin keadaan kita tidak begitu menyenangkan saat ini, tetapi renungkanlah, mungkin Yesus mau lewat di jalan di mana kita berada saat ini. Mungkin yang kita hadapi saat ini adalah perasaan dipermalukan secara luar biasa tetapi maukah kita merenungkan sebentar, mungkin justru Yesus sedang lewat di dalam masalah yang sedang kita hadapi.
Jika kita mau bertemu Yesus, jangan menunggu sampai keadaan kita tidak lagi nyaman. Jangan tunggu sampai kita dipermalukan dan berada dalam keadaan susah yang hebat. Carilah Yesus sekarang ini, hari ini. Jangan menunggu terlalu lama pergilah dan carilah Yesus di mana ia biasa lewat; dalam doamu, dalam pembacaan firman dan digereja. Mungkin saat ini ada keadaan kita yang sama seperti Zakheus sebelum dia berjumpa dengan Yesus. Kita merasa tertolak di mana-mana dan tidak ada orang yang mau menerima kita. Kita merasa terasing dan tidak disukai oleh orang-orang lain. Dengarlah, Yesus memanggil kita dengan penuh kasih, ”Marilah kepadaKU, semua yang letih dan beban berat,..” (Mat. 11:28). Dia mau menerima kita? Tetapi maukah kita menerima-Nya, menerima Dia didalam hati kita, memberikan kepadaNya tempat yang khusus di dalam hati kita?
Mari kita belajar seperti Zakheus, yang menerima Yesus masuk di dalam hatinya dan menjadi buah bibir yang baik. Yesus akan mengubahkan kehidupan kita sehingga kita yang tadinya selalu menjadi buah bibir yang jelek-jelek karena sifat yang kikir, pemarah, suka gosip, suka ngutang, sekarang berubah menjadi baik. Perubahan hidup kita adalah Injil terbuka yang siap di baca semua orang. Perubahan hidup kita adalah kesaksian yang lebih kuat dari perkataan kita.


Tuhan memberkati kita semua
AMIN



Selengkapnya......

Keluarga Nabal

Kebaktian Pemberkatan Nikah Massal
10 Pasangan di Jemaat Genesaret Danau Ina
Minggu, 28 Oktober 2007
Nats Pembimbing : Amsal 31 : 10-12
Pembacaan Alkitab : I Sam 25 : 2 – 19
Nyanyian : KJ 355:1,2/ / KJ 318:1 / KJ 27:1/ KJ 36:1/ KJ 403:1-/ KJ 40:1,2/ KJ 33:1,2/ KJ 367:1/ KJ 402:1,2/ KJ 451:1,2

Keluarga Nabal
Hampir semua pasangan kalau ditanya ”kenapa lu pilih itu laki-laki jadi suami dan kenapa lu pilih itu perempuan jadi istri? Hampir semua akan menjawab dia sidah yang paling bae. Dan ada juga yang biulang seganteng2 Ari Wibowo lebih ganteng paitua, secantik2 Paramitha Rusadi maitua lebih cantik pokoknya kotong punya pasangan lebih dari semua ” sehingga mereka yang kotong pilih.
Selanjutnya kalau begitu, pernahkah BIS mengucap syukur kepada Allah untuk suami dan istri yang dipunyai, walau bagaimanapun sifat dan karakternya? Apakah selama hidup sama-sama ini kita telah belajar mengenal watak suami atau istri, apa kesukaanya, dan bagiamana tingkah lakunya? Bila ada masalah dalam rumah tangga, tindakan-tindakan apa yang seringkali dilakukan untuk mengatasinya? Apakah dengan bertengkar, apakah dengan mengadu pada orang lain, atau dengan tindakan yang lain?

Bapa, ibu saudara/I
Dalam pembacaan Firman ini kita melihat keluarga Nabal. Ada seorang laki-laki yang bernama Nabal. Dia adalah seorang yang kaya. Dia tinggal di Karmel. Karakternya bebal (kasar, jahat kelakuannya). Nabal mempunyai seorang istri yang bernama Abigail yang cantik dan baik hatinya. Meskipun Alkitab mengatakan bahwa karakter suami istri itu berlawanan dan tidak sama, namun tidak disebutkan adanya percekcokan atau masalah dalam rumah tangga Nabal dan Abigail ini. Tidak disebutkan pula bahwa Abigail merasa tidak berbahagia menjadi istri Nabal.
Kalau bagi orang pada umumnya, mempunyai suami semacam Nabal akan membuat istri menjadi tidak bahagia. Bahkan kalau mungkin, istri akan berusaha supaya bercerai dengan suami macam ini. Tetapi tidak ada pernyataan itu di dalam Firman yang kita baca. Berarti walaupun suami bebal, istri tetap setia, hubungan suami istri jalan terus......Mengapa bisa terjadi demikian? Sebabnya tidak lain karena Abigail tahu cara bergaul dengan suami yang bebal.

Bapa, mama, saudara/i! Ketika saya baca Firmannya ini saya percaya pada mulanya, sebelum menikah, Abigail tidak tahu bahwa dia akan mendapat suami yang sifat begitu. Kalau tahu sebelumnya mungkin dia tidak akan menikah dengannya. Biasanya pada waktu pacaran atau basuka kita akan menampilkan hal yang baik saja kepada orang yang disukai. Akan berdandan dengan baik, bersikap sopan, lemah lembut...pokoknya yang baik-baik saja yang ditampilkan tetapi setelah sudah hidup bersama/menikah baru ketahuan siapa dia. Biasanya yang asli-asli dong ketahuan. Sebab itulah penyelenggara pesta perkawinan di Kana, pada zaman Tuhan Yesus, mengatakan, ”Biasanya orang menyuguhkan anggur yang baik dahulu baru kemudian anggur yang tidak baik.” Biasanya yang ditampilkan didepan adalah yang baik-baik saja. Sedangkan yang jelek ditampilkan di belakang. Itulah cara kerja manusia di manapun.
Tetapi yang menjadi persoalan sekarang adalah jika hal itu sudah terlanjur dalam hidup bersama, bagiamana sikap kita? Bis kita sudah mengetahui kejelekan atau sifat suami/istri, apa yang akan kita lakukan? Jelas jawaban Kristiani bukan ”cerai”. Tetapi ada suatu contoh yang baik dari bacaan kita ini yang dilakukan oleh Abigail.

Pertama sekali istri atau suami perlu mengenal karakter/sifat pasangan kita. Itu yang dilakukan oleh Abigail. Untuk tetap mempertahankan kehidupan keluarga yang berbahagia, sehingga rumah tangganya dapat langgeng walaupun suaminya adalah seorang yang bebal. Bis tidak jelas, apakah Abigail mengenal watak suaminya setelah menikah atau sebelum menikah. Tetapi yang jelas, dia mengenal suaminya dengan benar, sehingga dia dapat mempertahankan keutuhan rumah tangganya.

Bapa, mama, saudara/I! Dari mana kita tahu bahwa Abigail mengetahui karakter suaminya. Yaitu pada waktu Daud dipadang gurun bersama tentaranya mereka kehabisan bahan makanan. Dan ditempat perkemahan mereka ada banyak kambing, domba yang banyak milik dari Nabal dan melalui daerah perkemahan Daud dan pasukannya ternak Nabal akan aman. Karena kalau menjadi gembala pada waktu sangat berbahaya, sebab seringkali ada perampok2. tetapi karena Daud dan pasukan ada disitu perampok tidak bisa merampok hewan Nabal. Dan ketika masa penguntingan bulu domba Nabal mengadakan pesta untuk menjamu gembala2nya, dan pada kesempatan itu orang2 lain juga mendapat kebagian. Dan disini Daud berpikir dia punya kesempatan untuk mendapat bahan makanan dari nabal. Daud tahu diri walaupun dia telah lakukan kebaikan dengan Nabal dengan menjaga hewan Nabal, Daud merasa mempunyai hak untuk meimnta balas budi. Ketika dauyd mengutus anak buahnya, tetapi jawaban Nabal dengan menyambut dengan baik dengan sinis Nabal katakan ”Siapakah Daud”masakam aku harus memberi kepada orang yang tidak tahu darimana. Ketika orang menyampaikan kepada Daud. Daud menjadi marah dan mau memberi pelajaran kepada Nabal. Sebelum terjadi orang telah menyampiakan kepada Abigail peristiwa ini, maka Abigail segera mengambil tindakan menyiapkan makanan dan membawa serta menghadap dan sujud dihadapan Daud. Abigail mengenal watak suaminya. Daud mmeuji Abigail Daud berkata...(25:23-33). Daud menerima pemberian Abigail, dan membiarkan Abigail pulang dengan selamat. Abigail berhasil melunakan hati Daud.
Abigail seorang istri yang bijaksana. Dia memahami karakter suaminya. Sehingga, walaupun suaminya adalah seorang yang bebal, dia tidak minta cerai maupun mengadu kepada orang lain. Baru pertama kali itu dia menceritakan tentang suaminya kepada Daud itupun karena ada persoalan. Dia tidak pernah lapor kepada siapa-siapa tentang suaminya, dia simpan sendiri di dalam hatinya.
Banyak istri/suami yang kurang bijaksana, jika mereka mempunyai persoalan dengan suami /istri, melapor kepada orang tuanya. Suami/istri yang bijaksana tidak mengadu kepada siapa-siapa kalau sedang menghadapi persoalan dalam rumah tangganya, kecuali mengadu lapor kepada Tuhan ( itu bearti diminta jangan ada cerita suami/istri disana-sini ”Wi beta punya maitua ini begini-begini ”paitua di begini begitu ”ternyata beta punya maitua/paitua ternyata dia punya jelek di begini, begitu. Kalau kita bercerita sama saja kita menceritakan kejelekan kita sendiri ) jalan yang paling bae salinglah bercerita dengan pasangan dan memperbaiki sendiri abis selesai. Ada pasangan yang pakai cara begini ”maitua su cerita begini beta akan cerita tentang dia ”itu bukan tambah bae tetapi tambah hancur.

Hal yang ke-dua yang perlu kita contohi dari Abigail dalam mempertahankan kelanggengan dan kebahagiaan rumah tangganya yaitu Pandangan suami/istri terhadap perkawinan. Dalam bacaan kita tadi telah disampaikan bahwa Abigail memiliki suatu pemahaman yang baik terhadap suaminya. Dia mengerti dengan benar bagaimana karakter/sifat suaminya. Dan walaupun suaminya mempunyai karakter yang bebal, dia tetap bersabar. Ini merupakan hal yang luar biasa. Abigail dapat bertahan di dalam rumah tangga yang demikian. Dia tidak menuntut cerai kepada suaminya. Bagi Abigail perkawinan mempunyai nilai yang tinggi. Dia sadar bahwa perceraian bukanlah jalan penyelesaian masalah rumah tangga yang benar. Perkawinan harus dijaga keutuhannya.

Bapa, mama, saudara/i Perilaku suami dan istri dalam kaitannya dengan rumah tangga sangat ditentukan oleh pandangan terhadap perkawinan yang telah disatukan Tuhan dan diberkati. Apakah seorang suami atau istri bertindak menyeleweng atau tidak, ditentukan oleh pandanganya terhadap perkawinan. Apakah seorang suami/istri sanggup mmebahagiakan istri/suaminya juga bergantung pada pandangannya terhadap perkawinan. Apakah suami/istri sampai mengambil keputusan untuk bercerai atau tidak, juga bergantung pada pandanganya terhadap perkawinan.
Bagiamanakah pandangan orang kristen terhadap perkawinan? Bagi orang kristen, dan juga termasuk ke-10 pasangan pengantin yang akan diberkati ini jawabannya hanya satu : Perkawinan adalah sekali untuk seumur hidup, hanya maut yang bisa memisahkan kita. Bukankah kita menikah dan sebentar juga akan dilakukan oleh 10 pasangan pengantin ini, akan mengucapkan janji di hadapan Tuhan bahwa sebagai suami, kita akan mengasihi istri kita dan sebagai istri kita akan mengasihi suami kita untuk selama-lamanya. Sampai maut memisahkan kita?. Bukankah kita juga telah mengucapkan bahwa kita, sebagai suami/istri akan saling mengasihi baik dalam keadaan senang maupun susah? ”Jangan senang kotong sama2, susah jalan sendiri2. ”jangan paitua pulang bawa wang kotong bae, ma sonde dapat rejeki kotong muka asam terus. Tetapi kalau paitu sonde bawa tetapi maitu bilang son apa2 bapa, mari kotong berdoa sama2. pasti dalam pikiran paitua e beta punya istri bae. Dia akan lebih giat lagi cdari rejeki biar panas, hujan dan badai. Bukan sebaliknya kotong mau dan menuntut yang macam2
Abigail yang mepunyai suami bebal tentunya mengalami banyak masalah dalam rumah tangganya. Kadang dalam rumah tangga punya suami/istri yang baik saja kadang kita mempunyai masalah, apalagi Abigail yang bersuamikan orang bebal. Andaikan Abigail minta cerai, mungkin orang tidak akan memperasalahkan dia,tetapi dia tidak pernah punya pikiran untuk mengakhiri perkawinan itu/ bercerai.

Bapa, mama, saudar/i kekasih TY!
Bagi ke-10 pasangan pengantin, melalui pengalaman dalam keluarga kita masing-masing suka duka dalam berumah tangga, Allah mengajarkan perkara-perkara yang indah kepada kita. Kita patut mengucap syukur kepada Allah buat keluarga kita. Berterima kasih buat istri dan suami kita. Berterima kasih buat anak-anak kita. Sebab melalui merekalah kita bisa mendapatkan pengajaran-pengajaran rohani yang dapat menjadi berkat bagi kehidupan kita, sehingga kita semakin sempurna di hadapn Tuhan. Melalui peristiwa-peristiwa, situasi demi situasi, dan melalui pribadi-pribadi yang ditempatkan Allah disisi kita itu, kita dapat belajar perkara-perkara ilahi. Marilah kita belajar untuk menilai setiap situasi yang terjadi ditengah keluarga kita. Mungkin itu berupa kenalan anak-anak, atau percekcokan dengan suami/istri, atau persoalan makan,minum atau persoalan dengan mertua, dengan saudara atau dengan tetangga. Semuanya itu dapat berbicara kepada kita.
Bagi kita semua dan khusunya ke-10 pasang pengantin. Lembaga yang paling penting di dunia ini adalah keluarga. Karena lembaga ini yang diciptakan dan dirancang oleh Allah sendiri dan melaluinya Allah ingin memberkati kita. Kita sebagai suami/istri bersama-sama menjunjung tinggi lembaga perkawinan ini. Doakanlah selalu keluarga kita agar melalui perkawinan Allah senantiasa bekerja di dalam hidup kita. Doakanlah istri/suami. Dan anak-anak serta seisi keluarga kita selalu. Agar apapun kesenangan maupun kesusahan yang dialami semakin memperhatikan dan mengikat tali cinta kita.
Selamat berbahagia bagi ke-10 pasangan pengantin yang diberkati dalam persekutuan rumah tangga.

Tuhan memberkati kita semua
AMIN

Selengkapnya......