Kebaktian Utama
Minggu, 4 Nopember 2007
Nats Pembimbing :
Pembacaan Alkitab : Luk. 19 : 1 - 10
Nyanyian : KJ 1:1,2/ / KJ 299:1 / KJ 42/ KJ 37:1/ KJ 235:1-/ KJ 362:1,2
Bapa/mama/sdr/I yang dikasihi TY!
Menjadi buah bibir/ bahan pembicaraan orang bisa menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Sangat menyenangkan bila apa yang dibicarakan adalah hal-hal yang baik. Tetapi menjadi tidak menyenangkan bila yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak baik. Zakheus menjadi buah bibir orang pada saat itu. Yesus mau tinggal dirumah orang yang berdosa! Ini sangat menyakitkan memang. Cap ”orang berdosa” sudah begitu melekat pada diri Zakheus sehingga orang-orangpun heran melihat Yesus seorang yang sangat termasyhur pada waktu itu, seorang yang banyak dieluk-elukan, seorang yang dikatakan sebagai nabi, justru mau menerimanya dan mau menginap di rumah orang yang berdosa. Pandangan orang banyak tentang Zakheus pada waktu itu : ia orang berdosa, dan harus dijauhi, dibenci, ditolak, sebab ia adalah pengumpul pajak untuk pemerintah, penjajah, tukang korupsi, jahat karena suka memeras orang lain. Pekerjaan seorang pemungut cukai adalah pekerjaan yang kurang mendapat tempat di hati rakyat karena para pemungut cukai suka melakukan pemerasan untuk mencari keuntungan bagi dirinya pribadi. Pemerasan yang mereka lakukan kepada rakyat sepertinya dilegalisir oleh pemerintah Roma.. Apalagi bagi Zakheus, sebagai kepala dari pemungut cukai, tentu ialah yang dituding sebagai biang kerok dari pemerasan. Oleh karena itu kita dapat membayangkan kehidupan Zakheus pada waktu itu. Sekalipun ia memang berlimpah harta kekayaannya dan mempunyai kedudukan terhormat, tetapi di dalam kehidupan sosialnya ia pasti merasakan tertolak. Banyak orang pasti tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang banyak tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melihat Yesus.
Tetapi Yesus sendiri dalam bacaan kita ini berbeda pandangannya dengan orang banyak. Ternyata, dimata Yesus Zakheus bukan orang yang perlu dijauhi dan ditolak. Sebaliknya di mata Yesus, Zakheus adalah orang yang perlu didekati dan diterima. Sehingga begitu melihat Zakheus Yesus berkata: ”...hari ini Aku menumpang dirumahmu”. Secara menyolok, Tuhan Yesus menginap di rumah Zakheus, sebab Yesus mau menunjukkan kepada orang banyak bahwa Ia tidak membenci Zakheus. Tetapi perhatian Yesus itu kepada Zakheus ayat 7 catat : ”tetapi semua orang yang melihat hal itu bersunggut-sunggut - orang banyak itu menghendaki atau mau supaya Yesus pun menolak Zakheus. Tetapi orang banyak itu tidak melihat satu hal yang dipikirkan atau yang dilihat Yesus. Yang perlu dicatat bahwa Yesus mau datang menumpang dirumah Zakheus karena Yesus melihat ada kemurnian dihati Zakheus. Sekalipun banyak orang yang menilainya secara jahat, jelek dan seribu penilaian negatif lainnya, tetapi Yesus melihat bahwa ada kemurniaan di dalam hati Zakheus. Dengan hati yang murni ia ingin bertemu dengan Yesus, itulah sebabnya Zakheus tidak peduli pada orang lain ketika mereka tidak memberinya kesempatan. Mungkin semua mata memandang sinis kepadanya, tetapi dia tidak peduli.
Oleh sebab kemurniannya hatinya Allah memberikan respon. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus berhenti. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus memintanya turun. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus mau bermalam di rumahnya. Dan kemurnian hatinya itu terbukti nyata bahwa sebenarnya ia tidaklah sejahat yang dipikirkan manusia.
Bapa, mama, saudara/i! Banyak hal yang indah dan berharga yang dapat kita belajar dari kehidupan Zakheus, dia orang kaya pejabat yang terkenal pada masa itu. Sekalipun orang-orang tidak senang dengan pekerjaannya, tetapi tidak dapat disangkali Zakheus adalah seorang yang terpandang dan kaya. Sudah banyak kali dia mendengar orang–orang bercerita tentang Yesus. Dari mendengar ini muncullah keinginan yang besar di dalam hatinya untuk bertemu Yesus. Firman Tuhan mengatakan, ”....ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus
Dua rahasia keberhasilan Zakheus terlihat disini. Karena dorongan kerinduan dan keinginan hatinya yang kuat, ia mendahului orang lain dan ia memanjat pohon. Mendahului orang lain menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak proaktif. Ia tidak tinggal diam. Ia tidak berjalan sama cepatnya dengan orang-orang lain tetapi ia berjalan lebih cepat bahkan mungkin berlari mendahului orang-orang lain. Memanjat pohon menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak dengan kreatif. Ia tidak duduk bersedih menyesali dirinya yang pendek. Ia tidak menyalahkan ibunya yang sudah melahirkannya. Ia tidak marah-marah kepada orang lain yang tidak memberinya kesempatan. Ia mencari jalan untuk mengatasinya kesulitannya dengan cara yang kreatif, memanjat pohon! Belum tentu ada orang lain yang mau memanjat pohon seperti Zakheus, tetapi itu tidak menjadi soal. Zakheus punya target untuk bertemu Yesus. Zakheus lupa akan jabatannya sebagai kepala pemungut cukai. Bayangkan, biasanya hanya anak-anak kecil yang naik ke pohon, tetapi kali ini Zakheus rela menjadi anak kecil demi Yesus! Coba bayangkan, Zakheus adalah orang terpandang, kaya, berjubah panjang dan mahal, tetapi dia naik ke atas pohon. Betapa Zakheus merendahkan martabatnya dengan naik ke atas pohon hanya untuk melihat Yesus.
Dan ketika bertemu dengan Yesus kemurnian hatinya dia tunjukkan dengan mau memberikan segala-galanya bagi orang miskin dan orang-orang yang pernah diperasnya. Kemurnian hatinya membawa pertobatan yang benar. Sehingga buah bibir yang jelek tentang dirinya telah dirubahnya dimana Zakheus menjadi buah bibir yang baik oleh para malaikat di Sorga seorang yang berdosa telah bertobat! Tidak hanya Yesus yang bersukacita, tetapi juga malaikat-malaikat di sorga turut bersukacita! (Luk. 15:10)
Pada mulanya Zakheus adalah sosok yang tidak menyenangkan, ke mana saja ia melangkah pastilah sorot mata sinis dan benci selalu mengikutinya. Tetapi setelah perjumpaan Zakheus dengan Yesus, hidupnya mengalami perubahan total. Orang-orang yang pernah dirugikannya diganti 4 kali lipat dan ia rela membagi setengah dari hartanya kepada orang-orang miskin. Kota Yerikho dibuatnya gempar, Zakheus yang dulunya pemungut cukai yang selalu memeras tiba-tiba menjadi seseorang yang sangat dermawan. Dia yang tadinya sangat hitung-hitungan, kini mau memberikan ganti rugi 4 kali lipat. Ia mendapat buah bibir yang menyenangkan, pasti tidak ada lagi orang yang menyebutnya ”orang Berdosa”. Ia pasti dipuji-puji banyak orang
Bapa, mama, saudara/i! Terkadang memang terjadi dalam hidup kita, kita bertemu dengan Yesus justru di saat-saat yang tidak begitu nyaman. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia berada di penjara. Karena ketika ia masih menjadi orang bebas, ia selalu menghindar dari jalan di mana Yesus akan lewat. Ia tidak pernah ke gereja. Ada lagi yang bertemu dengan Yesus di rumah sakit. Ketika keadaan sangat tidak nyaman/itis, ketika ia terbaring sakit, ia justru bertemu dengan Sang Juruselamat. Karena ketika ia selamat, ia baru mempunyai banyak waktu untuk membaca Alkitab dan di situlah ia bertemu dengan Yesus. Ada yang bertemu dengan Yesus ketika masalah hutang menghimpitnya dan tekanan-tekanan datang menerjang. Ketika belum ada masalah dan tekanan, ia tidak pernah menoleh ke jalan di mana Yesus mau lewat. Ia terlalu sibuk dengan perhitungannya dan peluang-peluang untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia kehilangan suaminya, isterinya dan anak-anaknya setelah rumah tangga menjadi berantakan, dlsb
Bagaiaman dengan kita hari ini? Mungkin keadaan kita tidak begitu menyenangkan saat ini, tetapi renungkanlah, mungkin Yesus mau lewat di jalan di mana kita berada saat ini. Mungkin yang kita hadapi saat ini adalah perasaan dipermalukan secara luar biasa tetapi maukah kita merenungkan sebentar, mungkin justru Yesus sedang lewat di dalam masalah yang sedang kita hadapi.
Jika kita mau bertemu Yesus, jangan menunggu sampai keadaan kita tidak lagi nyaman. Jangan tunggu sampai kita dipermalukan dan berada dalam keadaan susah yang hebat. Carilah Yesus sekarang ini, hari ini. Jangan menunggu terlalu lama pergilah dan carilah Yesus di mana ia biasa lewat; dalam doamu, dalam pembacaan firman dan digereja. Mungkin saat ini ada keadaan kita yang sama seperti Zakheus sebelum dia berjumpa dengan Yesus. Kita merasa tertolak di mana-mana dan tidak ada orang yang mau menerima kita. Kita merasa terasing dan tidak disukai oleh orang-orang lain. Dengarlah, Yesus memanggil kita dengan penuh kasih, ”Marilah kepadaKU, semua yang letih dan beban berat,..” (Mat. 11:28). Dia mau menerima kita? Tetapi maukah kita menerima-Nya, menerima Dia didalam hati kita, memberikan kepadaNya tempat yang khusus di dalam hati kita?
Mari kita belajar seperti Zakheus, yang menerima Yesus masuk di dalam hatinya dan menjadi buah bibir yang baik. Yesus akan mengubahkan kehidupan kita sehingga kita yang tadinya selalu menjadi buah bibir yang jelek-jelek karena sifat yang kikir, pemarah, suka gosip, suka ngutang, sekarang berubah menjadi baik. Perubahan hidup kita adalah Injil terbuka yang siap di baca semua orang. Perubahan hidup kita adalah kesaksian yang lebih kuat dari perkataan kita.
Tuhan memberkati kita semua
AMIN
Selengkapnya......
Minggu, 4 Nopember 2007
Nats Pembimbing :
Pembacaan Alkitab : Luk. 19 : 1 - 10
Nyanyian : KJ 1:1,2/ / KJ 299:1 / KJ 42/ KJ 37:1/ KJ 235:1-/ KJ 362:1,2
Bapa/mama/sdr/I yang dikasihi TY!
Menjadi buah bibir/ bahan pembicaraan orang bisa menyenangkan dan bisa juga tidak menyenangkan. Sangat menyenangkan bila apa yang dibicarakan adalah hal-hal yang baik. Tetapi menjadi tidak menyenangkan bila yang dibicarakan adalah hal-hal yang tidak baik. Zakheus menjadi buah bibir orang pada saat itu. Yesus mau tinggal dirumah orang yang berdosa! Ini sangat menyakitkan memang. Cap ”orang berdosa” sudah begitu melekat pada diri Zakheus sehingga orang-orangpun heran melihat Yesus seorang yang sangat termasyhur pada waktu itu, seorang yang banyak dieluk-elukan, seorang yang dikatakan sebagai nabi, justru mau menerimanya dan mau menginap di rumah orang yang berdosa. Pandangan orang banyak tentang Zakheus pada waktu itu : ia orang berdosa, dan harus dijauhi, dibenci, ditolak, sebab ia adalah pengumpul pajak untuk pemerintah, penjajah, tukang korupsi, jahat karena suka memeras orang lain. Pekerjaan seorang pemungut cukai adalah pekerjaan yang kurang mendapat tempat di hati rakyat karena para pemungut cukai suka melakukan pemerasan untuk mencari keuntungan bagi dirinya pribadi. Pemerasan yang mereka lakukan kepada rakyat sepertinya dilegalisir oleh pemerintah Roma.. Apalagi bagi Zakheus, sebagai kepala dari pemungut cukai, tentu ialah yang dituding sebagai biang kerok dari pemerasan. Oleh karena itu kita dapat membayangkan kehidupan Zakheus pada waktu itu. Sekalipun ia memang berlimpah harta kekayaannya dan mempunyai kedudukan terhormat, tetapi di dalam kehidupan sosialnya ia pasti merasakan tertolak. Banyak orang pasti tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang tidak senang kepadanya, mungkin itu juga yang menyebabkan orang-orang banyak tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk melihat Yesus.
Tetapi Yesus sendiri dalam bacaan kita ini berbeda pandangannya dengan orang banyak. Ternyata, dimata Yesus Zakheus bukan orang yang perlu dijauhi dan ditolak. Sebaliknya di mata Yesus, Zakheus adalah orang yang perlu didekati dan diterima. Sehingga begitu melihat Zakheus Yesus berkata: ”...hari ini Aku menumpang dirumahmu”. Secara menyolok, Tuhan Yesus menginap di rumah Zakheus, sebab Yesus mau menunjukkan kepada orang banyak bahwa Ia tidak membenci Zakheus. Tetapi perhatian Yesus itu kepada Zakheus ayat 7 catat : ”tetapi semua orang yang melihat hal itu bersunggut-sunggut - orang banyak itu menghendaki atau mau supaya Yesus pun menolak Zakheus. Tetapi orang banyak itu tidak melihat satu hal yang dipikirkan atau yang dilihat Yesus. Yang perlu dicatat bahwa Yesus mau datang menumpang dirumah Zakheus karena Yesus melihat ada kemurnian dihati Zakheus. Sekalipun banyak orang yang menilainya secara jahat, jelek dan seribu penilaian negatif lainnya, tetapi Yesus melihat bahwa ada kemurniaan di dalam hati Zakheus. Dengan hati yang murni ia ingin bertemu dengan Yesus, itulah sebabnya Zakheus tidak peduli pada orang lain ketika mereka tidak memberinya kesempatan. Mungkin semua mata memandang sinis kepadanya, tetapi dia tidak peduli.
Oleh sebab kemurniannya hatinya Allah memberikan respon. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus berhenti. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus memintanya turun. Oleh sebab kemurnian hatinya Yesus mau bermalam di rumahnya. Dan kemurnian hatinya itu terbukti nyata bahwa sebenarnya ia tidaklah sejahat yang dipikirkan manusia.
Bapa, mama, saudara/i! Banyak hal yang indah dan berharga yang dapat kita belajar dari kehidupan Zakheus, dia orang kaya pejabat yang terkenal pada masa itu. Sekalipun orang-orang tidak senang dengan pekerjaannya, tetapi tidak dapat disangkali Zakheus adalah seorang yang terpandang dan kaya. Sudah banyak kali dia mendengar orang–orang bercerita tentang Yesus. Dari mendengar ini muncullah keinginan yang besar di dalam hatinya untuk bertemu Yesus. Firman Tuhan mengatakan, ”....ia mendahului orang banyak, lalu memanjat pohon ara untuk melihat Yesus
Dua rahasia keberhasilan Zakheus terlihat disini. Karena dorongan kerinduan dan keinginan hatinya yang kuat, ia mendahului orang lain dan ia memanjat pohon. Mendahului orang lain menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak proaktif. Ia tidak tinggal diam. Ia tidak berjalan sama cepatnya dengan orang-orang lain tetapi ia berjalan lebih cepat bahkan mungkin berlari mendahului orang-orang lain. Memanjat pohon menyimpulkan bahwa Zakheus bertindak dengan kreatif. Ia tidak duduk bersedih menyesali dirinya yang pendek. Ia tidak menyalahkan ibunya yang sudah melahirkannya. Ia tidak marah-marah kepada orang lain yang tidak memberinya kesempatan. Ia mencari jalan untuk mengatasinya kesulitannya dengan cara yang kreatif, memanjat pohon! Belum tentu ada orang lain yang mau memanjat pohon seperti Zakheus, tetapi itu tidak menjadi soal. Zakheus punya target untuk bertemu Yesus. Zakheus lupa akan jabatannya sebagai kepala pemungut cukai. Bayangkan, biasanya hanya anak-anak kecil yang naik ke pohon, tetapi kali ini Zakheus rela menjadi anak kecil demi Yesus! Coba bayangkan, Zakheus adalah orang terpandang, kaya, berjubah panjang dan mahal, tetapi dia naik ke atas pohon. Betapa Zakheus merendahkan martabatnya dengan naik ke atas pohon hanya untuk melihat Yesus.
Dan ketika bertemu dengan Yesus kemurnian hatinya dia tunjukkan dengan mau memberikan segala-galanya bagi orang miskin dan orang-orang yang pernah diperasnya. Kemurnian hatinya membawa pertobatan yang benar. Sehingga buah bibir yang jelek tentang dirinya telah dirubahnya dimana Zakheus menjadi buah bibir yang baik oleh para malaikat di Sorga seorang yang berdosa telah bertobat! Tidak hanya Yesus yang bersukacita, tetapi juga malaikat-malaikat di sorga turut bersukacita! (Luk. 15:10)
Pada mulanya Zakheus adalah sosok yang tidak menyenangkan, ke mana saja ia melangkah pastilah sorot mata sinis dan benci selalu mengikutinya. Tetapi setelah perjumpaan Zakheus dengan Yesus, hidupnya mengalami perubahan total. Orang-orang yang pernah dirugikannya diganti 4 kali lipat dan ia rela membagi setengah dari hartanya kepada orang-orang miskin. Kota Yerikho dibuatnya gempar, Zakheus yang dulunya pemungut cukai yang selalu memeras tiba-tiba menjadi seseorang yang sangat dermawan. Dia yang tadinya sangat hitung-hitungan, kini mau memberikan ganti rugi 4 kali lipat. Ia mendapat buah bibir yang menyenangkan, pasti tidak ada lagi orang yang menyebutnya ”orang Berdosa”. Ia pasti dipuji-puji banyak orang
Bapa, mama, saudara/i! Terkadang memang terjadi dalam hidup kita, kita bertemu dengan Yesus justru di saat-saat yang tidak begitu nyaman. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia berada di penjara. Karena ketika ia masih menjadi orang bebas, ia selalu menghindar dari jalan di mana Yesus akan lewat. Ia tidak pernah ke gereja. Ada lagi yang bertemu dengan Yesus di rumah sakit. Ketika keadaan sangat tidak nyaman/itis, ketika ia terbaring sakit, ia justru bertemu dengan Sang Juruselamat. Karena ketika ia selamat, ia baru mempunyai banyak waktu untuk membaca Alkitab dan di situlah ia bertemu dengan Yesus. Ada yang bertemu dengan Yesus ketika masalah hutang menghimpitnya dan tekanan-tekanan datang menerjang. Ketika belum ada masalah dan tekanan, ia tidak pernah menoleh ke jalan di mana Yesus mau lewat. Ia terlalu sibuk dengan perhitungannya dan peluang-peluang untuk mendapatkan uang lebih banyak lagi. Ada yang bertemu dengan Yesus setelah ia kehilangan suaminya, isterinya dan anak-anaknya setelah rumah tangga menjadi berantakan, dlsb
Bagaiaman dengan kita hari ini? Mungkin keadaan kita tidak begitu menyenangkan saat ini, tetapi renungkanlah, mungkin Yesus mau lewat di jalan di mana kita berada saat ini. Mungkin yang kita hadapi saat ini adalah perasaan dipermalukan secara luar biasa tetapi maukah kita merenungkan sebentar, mungkin justru Yesus sedang lewat di dalam masalah yang sedang kita hadapi.
Jika kita mau bertemu Yesus, jangan menunggu sampai keadaan kita tidak lagi nyaman. Jangan tunggu sampai kita dipermalukan dan berada dalam keadaan susah yang hebat. Carilah Yesus sekarang ini, hari ini. Jangan menunggu terlalu lama pergilah dan carilah Yesus di mana ia biasa lewat; dalam doamu, dalam pembacaan firman dan digereja. Mungkin saat ini ada keadaan kita yang sama seperti Zakheus sebelum dia berjumpa dengan Yesus. Kita merasa tertolak di mana-mana dan tidak ada orang yang mau menerima kita. Kita merasa terasing dan tidak disukai oleh orang-orang lain. Dengarlah, Yesus memanggil kita dengan penuh kasih, ”Marilah kepadaKU, semua yang letih dan beban berat,..” (Mat. 11:28). Dia mau menerima kita? Tetapi maukah kita menerima-Nya, menerima Dia didalam hati kita, memberikan kepadaNya tempat yang khusus di dalam hati kita?
Mari kita belajar seperti Zakheus, yang menerima Yesus masuk di dalam hatinya dan menjadi buah bibir yang baik. Yesus akan mengubahkan kehidupan kita sehingga kita yang tadinya selalu menjadi buah bibir yang jelek-jelek karena sifat yang kikir, pemarah, suka gosip, suka ngutang, sekarang berubah menjadi baik. Perubahan hidup kita adalah Injil terbuka yang siap di baca semua orang. Perubahan hidup kita adalah kesaksian yang lebih kuat dari perkataan kita.
Tuhan memberkati kita semua
AMIN